Sunday, August 4, 2013

KASIH SAYANG IBU DAN BAPAK

Cerita ini dari Jepang kuno...
Konon pada jaman dahulu di Jepang pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua (lanjut usia) ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orangtua yang sudah tidak berdaya, sehingga tidak memberatkan atau menjadi beban kehidupan anak-anaknya.

Pada suatu hari, ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan. Karena si Ibu ini sudah sangat tua, lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan yang lebat sambil menggendong ibunya. Selama perjalanan si Ibu yang kelihatan tak berdaya, berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.

“Bu, kita sudah sampai”, kata si anak.

Si Ibu yang tampak tegar. Dalam senyumnya, dia berkata:
“Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa, Ibu selalu merawatmu dengan segenap cinta dan memberikan semua kasih sayang yang ibu miliki dengan tulus. Bahkan sampai hari ini, rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi sepanjang perjalanan Ibu sudah menandai jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat. Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah".

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras. Kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

Menyimak cerita diatas, sebenarnya pada saat ini tepatnya di Bulan Suci Ramadhan 1434 H terdapat salah satu iklan di televisi yang menceritakan hal yang sama dengan cerita diatas. Pada intinya iklan di televisi tersebut menceritakan bahwa kedua orangtua yang memberatkan atau menjadi beban anak-anaknya yang sudah dewasa dan bekerja, sehingga anak-anaknya tidak sanggup karena kesibukannya.

Apa petunjuk Agama Islam tentang hal ini...

Allah SWT berfirman, dalam (Qs. Al-Ahqaaf : 15) dan Qs. Luqman : 14)
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahu . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Rasulullah saw, bersabda dari Abu Hurairah ra:
Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.”(HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Kita tahu bahwa "Orangtua" bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat kita Sukses atau saat kita dalam keadaan Susah, hanya 'orangtua' yang mengerti kita dan batinnya akan menderita jika kita susah.

"Orangtua" kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita. Walaupun kita pernah berbuat salah kepada orangtua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita.

Saat ini, Bulan Ramadhan 1434 H merupakan suatu momentum yang sangat istimewa bagi kita untuk memohon maaf atas kesalahan yang pernah kita lakukan kepada orangtua kita baik besar maupun kecil yang mungkin secara tidak sengaja  melukai hati atau menyinggung perasaan kedua orangtua.
Mengingat perjuangan kedua orangtua kita yang sudah merawat kita dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus ikhlas tanpa mengharapkan sedikitpun imbalan apapun yang semata-mata hanya ingin melihat kita bahagia...

ku persembahkan kepada Ibu dan Bapak, Mohon Maaf Lahir dan Batin...

Monday, May 27, 2013

MENGENAL BUAH MATOA

 
Apa kamu tahu buah matoa?

Mungkin tidak semua orang mengenal buah matoa. Buah yang mempunyai nama latin Pometia pinnata ini merupakan tanaman buah khas Papua. Tanaman buah matoa tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata 100 cm. Selain tergolong pohon besar ternyata pohon matoa tahan terhadap serangga yang merusak. Tanaman ini umumnya berbuah sekali dalam setahun, mempunyai daun yang lebar memanjang dan kaku. Bunga matoa berwarna kuning, berukuran kecil dan bergerombol panjang. Jika berbuah maka buahnya akan bergerombol sama seperti saat berbunga.

Penyebaran buah matoa hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Buah ini sekilas terlihat seperti buah kedondong tetapi cangkangnya tidak terlalu keras dan terdapat selaput tipis pembungkus buah. Buah matoa mempunyai rasa yang sangat manis dan aromanya enak. Buah ini mempunyai kandungan vitamin C dan vitamin E yang baik bagi tubuh. Kandungan vitamin C dalam buah matoa bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan vitamin E pada buah matoa dapat membantu meringankan stress, memberikan nutrisi pada kulit, serta meminimalkan resiko terserang penyakit kanker dan penyakit jantung koroner.  

Terdapat dua jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Matoa Kelapa dicirikan oleh warna buah lebih terang (hijau muda) dengan daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh warna buah lebih gelap (hijau tua hingga merah) dengan daging buahnya yang agak lembek dan lengket.

Berbicara tentang buah matoa, kebetulan saya punya beberapa pohon matoa dan tahun kemarin (2012) baru saja panen. Awalnya tidak tahu jenis matoa yang ditanam, tetapi setelah memanen buah matoa dan telah melalui beberapa tahap pemanenan, meliputi: pengamatan fisik buah (sudah matang apa belum), ketelitian memanen (tanpa menyisakan satu buah pun dipohon maupun dilokasi pemanenan), dan melakukan tes kualitas buah (mencicipi keseluruhan hasil panen tanpa sisa). Setelah melewati dan menyelesaikan seluruh tahap maka diperoleh kesimpulan bahwa matoa yang ditanam ternyata ada dua jenis (matoa kelapa dan matoa papeda). Kedua jenis matoa yang dipanen mempunyai rasa manis juga enak, tapi menurut saya buah matoa jenis kelapa-lah yang mempunyai rasa MUAK NYUUZZZ!!!!

Berikut beberapa foto di TKP (Tempat Kejadian Pemanenan)...Silahkan...

( Buah Matoa Jenis Kelapa)

 

( Buah Matoa Jenis Papeda)

( Ukuran kedua jenis buah matoa )

( Hijau terang: Matoa kelapa )

 ( Merah tua: Matoa papeda )

( Inilah Matoa kelapa yang MUAK NYUUZZ!!! )